Tinjauan ’Urf terhadap Tradisi Arakan Pengantin dalam Pernikahan: Studi Kasus Desa Morocalan, Glagah, Lamongan

Authors

  • Richah Rahmawati Program Studi Hukum Islam dan Keluarga, Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
  • Siti Aminah Program Studi Hukum Islam dan Keluarga, Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.62048/qjms.v2i1.59

Keywords:

Urf review, bridal procession, wedding ceremony

Abstract

‘Urf refers to an action or expression that is repeatedly performed, regarded as good, and does not violate sharia principles. Marriage is the bond between a man and a woman, both physically and emotionally, aimed at building a family characterized by sakinah (tranquility), mawaddah (love), and rahmah (compassion). One of the traditions in marriage is the bridal procession, which involves escorting the bride and groom on foot after the wedding ceremony (akad nikah). This study aims to examine the implementation process of the bridal procession and its analysis through the perspective of urf. The research method used is qualitative, employing field research. The findings reveal that the bridal procession in wedding ceremonies in Morocalan Village, Glagah Sub-district, Lamongan Regency, is performed by the groom. The groom is escorted on foot from one end of the village to the bride's house. This tradition serves as an expression of gratitude for the end of bachelorhood and as a way to celebrate the wedding, which is considered a once-in-a-lifetime event. From the perspective of Islamic law and urf, the bridal procession is deemed a legitimate tradition, as it does not contravene Indonesia’s positive law or Islamic principles. Furthermore, this tradition carries positive values for both the bride and groom and their families

References

Abdussamad, Z. (2021). Metode penelitian kualitatif. Makasar: CV Syakir Media Press.

Ahmad, K. (Ed.). (2020). Hukum adat di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Annas, M., Rina, A., & Nurmala, H. A. K. (2022). Pergeseran makna esensi walimah al-urs. Jurnal Usroh, 5(2), 2615–1057. https://journal.radenfatah.ac.id

Az-Zuhaili, W. (2011). Fiqih Islam Wa Adillatuhu (A. H. Al-Kattani et al., Trans.). Jakarta: Gema Insani.

Darnela, P. (2020). Konsep urf sebagai sumber hukum Islam. Jurnal el-Mashlahah, 10(2). https://doi.org/10.23971/maslahah.v10i2.1911

Darmawati. (2019). Ushul fiqh. Jakarta: Prenadamedia Group.

Dwi, D. S., & Ainur, R. (2021). Nikah dalam pandangan hukum Islam. Ahsana Media, Universitas Islam Madura. https://journal.uim.ac.id/index.php/ahsana/article/download/1079/721

Faizah, N. (2024). Konsep wali nikah dalam perspektif ulama klasik dan modern. Al-Muqaranah, 2.

Fitra, R. (2019). Penerapan urf sebagai metode dan sumber hukum ekonomi syari’ah. Jurnal Al-Manhaj. https://ejournal.insuriponorogo.ac.id

Ghazaly, R. A. (2019). Fiqh munakahat. Jakarta: Predamedia Group.

Hikam, N., & Masrokhin, M. (2024). Perspektif masyarakat Muslim terhadap tradisi boreh dalam resepsi pernikahan (Studi kasus Desa Pulo Kec. Ciruas Kab. Serang). Jurnal Sains Student Research, 2(4). https://doi.org/10.61722/jssr.v2i4.2029

Jannah, S. (2023). Eksistensi urf sebagai metode dan sumber hukum Islam. Al-Manar. https://journal.unusida.ac.id/index.php/almanar/article/view/87

Kementerian Agama RI. (2018). Kompilasi hukum Islam di Indonesia. Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam.

Kharlie, T. A. (Ed.). (2018). Hukum perkawinan di Indonesia. Tangerang: Yasmi.

Kuntum, H. U. (2022). Tradisi baarak perkawinan di Nigari Koto Hilalang Kabupaten Solok perspektif urf.

Lajnah Pentafshihan Mushaf Al-Qur’an. (2019). KEMENAG in Microsoft Word. Indonesia: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Muhammad, A. Z. (1999). Ushul fiqh (S. Ma’shum et al., Trans.). Jakarta: Pustaka Firdaus.

Muhammad, M. N. (2022). Eksistensi urf dan adat kebiasaan sebagai dalil hukum Islam. Jurnal Al-Mau'izah. https://jurnal.uinsyahada.ac.id

Oktaria, R. (2024). Tradisi menimbang pengantin dalam adat perkawinan masyarakat Sekernan Muaro Jambi dan relevansinya dalam pembelajaran sejarah [Skripsi, Universitas Jambi].

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.

Putri, D. D., Endrizal, E., & Kahanna, M. (2024). Perubahan tradisi arak-arakan pengantin naik Garudo di Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Social Integrity Journal, 1(1), 86–98. https://triedu.or.id/sointeg/index.php/about/article/view/24

Rachmi. (2019). Pengaruh tradisi arakan dalam adat perkawinan terhadap status sosial ekonomi masyarakat di Desa Pangkalanpanji Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin tahun 1961–2018 [Skripsi, Universitas Muhammadiyah Palembang].

Roychan, A. A., & Ali, A. (2023). Konsep urf dalam hukum Islam perspektif. JASNA. https://ejournal.unisnu.ac.id

Sawitri, S., & Pujiana, P. (2021). Budaya arak-arakan dalam masyarakat Indonesia. Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah. https://ojg.unm.ac.id/attoriolong/article/view/23989

Soekanto, S. (1993). Kamus sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanti, T., Hendri, J., Hamdina, W., Idris, D. A., & Aisyah, S. (2024). Tradisi Marapulai Basuntiang di Inderapura Pesisir Selatan. Simpati, 2(3), 185–199. https://doi.org/10.59024/simpati.v2i3.839

Syarifuddin, A. (2011). Ushul fiqh. Jakarta: Kencana.

Yulita, H. (2022). Tinjauan hukum Islam terhadap tradisi Buharak pada masyarakat adat Lampung Saibatin (Studi di Pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat) [Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung].

Published

2025-01-01

How to Cite

Rahmawati, R., & Aminah, S. (2025). Tinjauan ’Urf terhadap Tradisi Arakan Pengantin dalam Pernikahan: Studi Kasus Desa Morocalan, Glagah, Lamongan. Qomaruna Journal of Multidisciplinary Studies, 2(1), 127–137. https://doi.org/10.62048/qjms.v2i1.59

Issue

Section

Islamic Studies