Bahasa, Tradisi, dan Identitas : Akulturasi Budaya dalam Masyarakat Pandalungan Kabupaten Jember
DOI:
https://doi.org/10.62048/qjms.v2i2.84Kata Kunci:
Budaya Pandalungan, Akulturasi Etnis Jawa, Etnis MaduraAbstrak
Penetapan Jember sebagai wilayah administratif (afdeling) pada tahun 1883 memicu mobilitas penduduk dari berbagai etnis, terutama Jawa dan Madura, yang kemudian menjadi kelompok dominan di kawasan Tapal Kuda. Interaksi intens antara kedua kelompok ini membentuk dinamika akulturasi budaya yang khas dan dikenal dengan istilah budaya Pandalungan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bentuk-bentuk akulturasi budaya antara etnis Jawa dan Madura dalam kesenian lokal masyarakat Jember. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi terhadap berbagai sumber tertulis yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya Pandalungan belum sepenuhnya terbentuk sebagai sistem budaya yang mapan, melainkan hadir sebagai ekspresi budaya hibrida yang terus berkembang. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman proses hibridisasi budaya dalam kesenian rakyat dan menjadi dasar penting bagi pelestarian identitas budaya lokal serta penguatan harmoni sosial di wilayah multikultural seperti Jember.
Referensi
Arrovia, Z. I. (2021). Nilai-nilai multikultural dalam kebudayaan Pandalungan di Kabupaten Jember. AL MA'ARIEF: Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya, 3(2), 66–84. https://doi.org/10.35905/almaarief.v3i2.2278
Aryni, A. W. (2018). Nama diri Pandalungan Jember dalam kebermaknaan sosial budaya. Jantra, 13(1), 25–42.
Aziz, F. F., Setyobudi, I., & Dwiatmini, S. (2021). Imajinasi identitas orang Jember: Wacana Pendalungan beserta efeknya. Jurnal Budaya Etnika, 5(1), 15–24. https://doi.org/10.26742/be.v5i1.1589
Efendi, Y. P. P., & Cahyono, H. B. (2019). Komunikasi antarbudaya: Akulturasi bahasa dalam masyarakat Pandalungan Kabupaten Jember. MEDIAKOM, 3(1), 13–26. https://doi.org/10.32528/mdk.v3i1.2407
Hisyam, M., & Pamungkas, A. (2016). Akulturasi budaya dalam kesenian rakyat. Jurnal Ilmu Budaya, 10(1), 21–30.
Indra. (2019, Oktober 1). Di Jatim Kominfo Festival, Jember tampilkan pertunjukan rakyat Gandrung Kentrung Djos. Berita.
Jawa Pos. (2020, Agustus 7). Mengenal Can-macanan Kadduk, boneka menyerupai macan asli Jember. Lifestyle. https://www.jawapos.com/lifestyle/07/08/2022/jember-fashion-carnaval-2022-kembali-ke-jalan/
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Aneka Cipta.
Nasikhah, N. (2019). Mengintip kesenian khas Jember, Gandrung Kentrung Djos. https://www.urbanasia.com/edu/mengintip-kesenian-khas-jember-gandrung-kentrung-djos-U4202
Pemerintah Kabupaten Jember. (2015). Musik patrol. https://www.detik.com/jatim/jatim-moncer/d-6417221/bupati-jember-ingin-musik-patrol-tercatat-di-rekor-muri
Ningsih, B. S. (2020). Kontroversi JFC (Jember Fashion Carnaval) ke-18 dalam diskursus media dan pemikiran tokoh agama di Jember. IJIC: Indonesian Journal of Islamic Communication, 3(2), 225–248. https://doi.org/10.35719/ijic.v3i2.728
Ningsih, B. S. (2022). Diskursus media online tentang problematika Jember Fashion Carnaval (JFC) di Kabupaten Jember. Jurnal Paradigma Madani, 9(1), 25–48. https://doi.org/10.56013/jpm.v9i1.1494
Ningsih, B. S. (2015). Pola komunikasi Dinas Sosial dalam pembinaan pengemis di Kabupaten Jember (Skripsi, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember).
Raharjo, S. (2002). Teori-teori sosial kontemporer. Yogyakarta: LKiS.
Satrio, P. (2019). Transmisi budaya dan identitas sosial pada masyarakat Pandalungan. Dalam Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial (hlm. 235–241).
Subahri, B., & Nuha, A. A. U. (2022). Budaya Pandalungan sebagai media pendidikan egaliter. Bidayatuna: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 5(2), 204–218. https://doi.org/10.54471/bidayatuna.v5i2.1979
Widodo, I. D. (2014). Djember tempo doeloe. Jember: Jepe Press Media Utama.
Zoebazary, M. I. (2017). Orang Pandalungan: Penganyam kebudayaan di Tapal Kuda. Jember: Paguyuban Pandhalungan Jember.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Clara Sinta Pratiwi, Kartika Bina Kasih

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Works in this journal are licensed under a Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International.