HUBUNGAN SCHOOL WELL-BEING DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA GENERASI Z DI SMA NU 2 GRESIK
DOI:
https://doi.org/10.62048/qjms.v2i2.90Kata Kunci:
school well-being, kematangan emosi, Gen ZAbstrak
Kondisi lingkungan belajar peserta didik merupakan salah satu yang mempengaruhi kematangan emosi siswa. School well-being adalah sebuah keadaan sekolah yang memungkinkan individu memuaskan kebutuhan dasarnya, yang meliputi having, being, dan health. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan school well-being dengan kematangan emosi siswa Generasi Z di SMA NU 2 Gresik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 270 siswa dengan sampel penelitian menggunakan simple random sampling sebanyak 68 siswa. Analisis data yang digunakan adalah teknik parametrik, yaitu korelasi product moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,365 dengan taraf signifikansi 0,002, yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara school well-being dan kematangan emosi. Semakin tinggi school well-being, maka semakin tinggi pula kematangan emosi siswa. Temuan ini memberikan implikasi bahwa upaya peningkatan kesejahteraan siswa di sekolah, baik melalui penguatan lingkungan fisik, sosial, maupun emosional, dapat menjadi strategi penting dalam mendukung perkembangan emosi yang sehat di kalangan remaja, khususnya Generasi Z.
Referensi
Altinay, F., Dagli, G., & Altinay, Z. (2016). The role of information technology in becoming learning organization. Procedia Computer Science, 102, 663–667. https://doi.org/10.1016/j.procs.2016.09.439
Amanillah, S., & Rosiana, D. (2017). Hubungan school well-being dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA X. Prosiding Psikologi, 3(2).
Annisavitry, Y. (2017). Hubungan antara kematangan emosi dengan agresivitas remaja [Skripsi tidak diterbitkan]. Universitas Negeri Padang.
Chaplin. (1995). Kamus lengkap psikologi (K. Kartono, Terj.). PT Grafindo Persada.
Dalyono, M. (2007). Psikologi pendidikan. PT Rineka Karya.
Emzir. (2013). Metodologi penelitian pendidikan: Kuantitatif dan kualitatif. PT Rajagrafindo Persada.
Guerra-Bustamante, J., León-del-Barco, B., Yuste-Tosina, R., López-Ramos, V. M., & Mendo-Lázaro, S. (2019). Emotional intelligence and psychological well-being in adolescents. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(10), 1720. https://doi.org/10.3390/ijerph16101720
Handayani. (2008). Hubungan antara kematangan emosi dengan agresifitas remaja [Skripsi tidak diterbitkan]. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hasanah, M., & Sutopo. (2020). Pengaruh school well-being terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Ma’arif 7 Sunan Drajat Lamongan. Ummul Qura: Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan, 15(2), 114–123. https://doi.org/10.55352/uq.v15i2.385
Hurlock, E. B. (2005). Psikologi perkembangan (Edisi ke-5). Erlangga.
Jati, N. A. (2010). Penggunaan school well-being pada sekolah menengah atas (SMA) bertaraf internasional sebagai barometer evaluasi sekolah. Jurnal UI untuk Bangsa Seri Sosial dan Humaniora, 104–107.
Khatimah, H. (2015). Gambaran school well-being pada peserta didik program kelas akselerasi di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Psikopedagogia, 4(1), 20–30. https://doi.org/10.12928/psikopedagogia.v4i1.4485
Konu, A. I., & Rimpelä, M. (2002). Factor structure of the school well-being model. Health Education Research, 17(6), 732–742. https://doi.org/10.1093/her/17.6.732
Rachmah, E. N. (2016). Pengaruh school well-being terhadap motivasi belajar siswa. Psikosains, 11(2), 99–108. https://doi.org/10.21107/personifikasi.v8i1.3853
Rahmawati, D., Boleng, D. T., & Nooryani, N. (2022). Karakteristik kematangan emosi sebagai profil peserta didik kelas X di SMA Negeri 5 Samarinda. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Tahun 2022, Gorontalo.
Rahayu, C. D. (2008). Hubungan antara kematangan emosi dan konformitas dengan perilaku agresif pada suporter sepak bola [Disertasi tidak diterbitkan]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sari, E. P., & Nuryoto, S. (2002). Penerimaan diri pada lanjut usia ditinjau dari kematangan emosi. Jurnal Psikologi, 29(2), 73–88. https://doi.org/10.22146/jpsi.7017
Sudirman, N. A., Rahayu, A. P., & Pattipeilohy, P. (2024). Manajemen pendidikan karakter pada remaja Generasi Z dalam mengelola kondisi emosional. Jurnal Kolaboratif Sains, 7(5), 1862–1873. https://doi.org/10.56338/jks.v4i8.1942
Sutarjo. (2004). Pengantar psikologi klinis. Balai Pustaka.
Winei, A., Nurhadi, F., & Laili, S. (2023). Dampak lingkungan sekolah terhadap hasil belajar dan kesehatan mental siswa. Journal on Education, 6(1), 317–327.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Nur Muhammad Al Farabi, Ida Fitri Shobihah

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Works in this journal are licensed under a Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International.